Apakah Lubang Hitam itu ?
Lubang hitam (black hole) adalah sisa-sisa sebuah bintang masif yang telah mati. Jika Anda memahami bagaimana sebuah bintang bekerja, maka Anda akan tahu bahwa sebuah bintang dapat diidentikkan dengan reaktor fusi yang sangat besar dan luar biasa. Karena bintang terbentuk dari gas dan sangat masif, maka terdapat sebuah medan gravitasi yang sangat kuat yang senantiasa berusaha meruntuhkan bintang. Sementara itu, reaksi fusi yang terjadi dalam inti bintang seumpama sebuah bom fusi raksasa yang mencoba meledakkan bintang. Keseimbangan antara gaya gravitasi dengan gaya ledakan tersebut merupakan faktor penentu ukuran sebuah bintang.
Ketika bintang mati, reaksi fusi inti
akan berhenti karena bahan bakar untuk berlangsungnya reaksi ini telah
habis terbakar. Pada saat yang sama, gravitasi bintang akan menarik
materi-materi ke arah dalam dan memampatkannya ke dalam inti. Pada saat
inti memampat, inti menjadi panas dan menghasilkan ledakan supernova
dimana material dan radiasi terlempar ke dalam ruang. Apa yang tersisa
adalah sebuah inti yang sangat padat karena mengalami kompresi yang
tinggi serta bersifat masif. Gravitasi inti tersebut sangat kuat.
Sedemikian kuatnya sehingga cahaya pun sulit untuk melepaskan diri dari
tarikan gravitasi tersebut.
Menjadilah inti itu lubang hitam.
Karena cahaya tidak dapat lolos dari tarikan gravitasi lubang hitam,
maka lubang tersebut tidak nampak. Bukankah harus ada cahaya yang
terpancar atau terpantul dari sesuatu agar dapat kelihatan? Karena
kuatnya gravitasi inti bintang mati tersebut, maka inti tersebut akan
meresap masuk ke dalam susunan atau struktur ruang-waktu, sehingga kita
dapat membayangkan sebuah sebuah lubang dalam ruang-waktu. Itulah
sebabnya diberi nama lubang hitam.
Inti ini yang menjadi bagian pusat
dari sebuah lubang hitam disebut dengan istilah singularitas. Sedangkan
bagian luarnya atau bagian depan dari lubang hitam disebut horizon
peristiwa.
Kita bisa membayangkan horizon
peristiwa ini sebagai mulut atau pintu masuk lubang hitam. Jika ada
sesuatu yang mampu melewati horizon peristiwa ini, maka semuanya akan
berjalan baik. Jika sebuah benda berada di dalam horizon peristiwa,
semua “peristiwa” (titik dalam ruang-waktu) akan berhenti, dan tak ada
satu pun, bahkan cahaya sekalipun yang dapat lolos dari situ. Jari-jari
horizon peristiwa disebut juga jari-jari Schwarzschild, nama yang
berasal dari nama Karl Schwarzschild, seorang astronom yang memimpin
sebuah kelompok ilmuwan yang mempelajari tentang teori lubang hitam.
Jenis-jenis Lubang Hitam
Ada dua jenis lubang hitam. Pertama, lubang hitam Schwarzchild, kedua, lubang hitam Kerr.
Lubang hitam Schwarzchild
merupakan lubang hitam yang paling sederhana. Inti lubang hitam jenis
ini tidak mengalami rotasi. Jenis lubang hitam Schwarzchild hanya
memiliki sebuah singularitas dan sebuah horizon peristiwa. Sedangkan lubang hitam Kerr,
merupakan lubang hitam yang berotasi. Rotasi ini terjadi karena bintang
yang menjadi asal-usul lubang hitam ini juga berotasi. Ketika bintang
berotasi ini runtuh, inti bintang tersebut tetap mengalami rotasi,
sehingga lubang hitam yang dibentuknya juga mengalami rotasi
(berdasarkan hukum kekekalan momentum sudut).
Jika lubang hitam Schwarzchild hanya terdiri atas singularitas dan horizon peristiwa, maka lubang hitam Kerr terdiri atas:
- Singularitas, inti yang runtuh
- Horizon peristiwa, mulut lubang hitam
- Ergosper, sebuah daerah ruang yang terdistorsi membentuk bidang yang seperti telur di sekitar horizon peristiwa (distorsi ini disebabkan oleh berputarnya lubang hitam, yang “menggesek” ruang di sekitarnya).
- Batas statis, batas antara ergosper dan ruang yang normal.
Jika sebuah benda melalui ergosper
maka benda tersebut masih dapat keluar dari lubang hitam dengan
memanfaatkan energi rotasi lubang hitam. Namun demikian, jika sebuah
benda melampaui horizon peristiwa, maka benda tersebut akan tersedot ke
dalam lubang hitam dan tidak akan pernah dapat lolos dari lubang hitam
tersebut. Apa yang terjadi di dalam lubang hitam, tak ada seorang pun
yang mengetahuinya, bahkan teori-teori fisika kita yang sekarang tidak
berlaku di daerah di sekitar singularitas.
Meskipun demikian, ada tiga sifat dari
lubang hitam yang dapat kita ukur, yaitu massanya, muatan listriknya,
dan momentum sudutnya.
Bagaimana Mendeteksi Keberadaan Lubang Hitam?
- Perkiraan massa dari objek-objek yang mengorbit pada sebuah lubang hitam atau yang berpilin ke dalam intinya.
- Efek lensa gravitasi
- Radiasi yang dipancarkannya
Massa
Banyak lubang
hitam yang memiliki benda-benda di sekitarnya, dan dengan mengamati
perilaku benda-benda tersebut kita dapat mendeteksi keberadaan lubang
hitam. Selanjutnya dengan mengukur pergerakan benda-benda di sekitar
sebuah titik yang diperkirakan sebagai lubang hitam, kita dapat
menghitung massa lubang hitam tersebut.
Apa yang harus kita cari adalah sebuah
bintang atau sebuah cakram gas yang berperilaku seolah-olah ada sebuah
benda yang bermassa besar di sekitarnya. Sebagai contoh, jika sebuah
bintang tampak atau cakram gas kelihatan bergerak “terhuyung-huyung”
atau berpilin dan tidak ada alasan yang tampak terhadap gerak
“terhuyung-huyung” ini dan alasan yang tidak tampak ini memiliki efek
seolah-olah disebabkan oleh sebuah benda yang massanya lebih besar dari
tiga kali massa matahari (massanya terlalu besar untuk sebuah bintang
neutron), maka ada kemungkinan sebuah lubang hitam adalah penyebab gerak
tersebut. Kita dapat menaksir massa lubang hitam tersebut dengan
mengamati pengaruhnya terhadap benda-benda yang tampak.
Sebagai contoh konkret, pada inti
galaksi NGC 4261, terdapat sebuah piringan berbentuk spiral berwarna
cokelat yang berotasi. Cakram ini berukuran sekitar ukuran sistem tata
surya kita, tetapi massanya 1,2 milyar kali lebih besar dibandingkan
massa matahari. Massa yang sedemikian besar untuk sebuah cakram
mengindikasikan bahwa terdapat sebuah benda hitam dalam cakram ini.
Lensa gravitasi
Teori Relativitas Umum Einstein
memprediksi bahwa gravitasi dapat melengkungkan ruang. Teori ini
dibuktikan kemudian pada saat terjadinya gerhana matahari setelah posisi
sebuah bintang diukur sebelumnya, selama dan sesudah terjadinya
gerhana. Posisi bintang bergeser karena cahaya dari bintang dibengkokkan
oleh gravitasi matahari. Oleh karena itu, sebuah benda yang memiliki
gravitasi yang sangat kuat (seperti sebuah bintang atau lubang hitam)
antara bumi dan sebuah benda yang sangat jauh dapat membengkokkan cahaya
dari benda yang jauh tersebut ke dalam sebuah fokus, seperti halnya
pada lensa. Efek ini dapat dilihat dalam gambar berikut.
Pada gambar di atas, kecerahan
MACHO-96-BL 5 terjadi saat sebuah lensa gravitasi melewati sela antara
MACHO-96-BL 5 tersebut dengan bumi. Pada saat teleskop ruang angkasa
Hubble mengamati objek tersebut, tampak dua bayangan objek tersebut
saling berdekatan satu sama lain, yang menunjukkan sebuah efek lensa
gravitasional. Objek antaranya tidak kelihatan. Oleh karena itu,
disimpulkan bahwa sebuah lubang hitam telah lewat antara bumi dan benda
tersebut.
Radiasi yang dipancarkan
Pada saat materi dari sebuah bintang
jatuh ke dalam lubang hitam, materi tersebut akan dipanaskan hingga
milyaran derajat Kelvin dan akan mengalami percepatan. Materi yang
superpanas ini akan memancarkan sinar-X, yang dapat dideteksi oleh
teleskop sinar-X seperti teleskop Chandra X-ray Observatory yang sedang
mengorbit.
Bintang Cygnus X-1 merupakan sebuah
sumber sinar-X dan dianggap sebagai cikal bakal sebuah lubang hitam.
Seperti pada gambar di atas, angin stelar yang berasal dari bintang
lainnya, HDE 226868, menghembuskan material ke dalam cakram (piringan)
tambahan di sekitar lubang hitam. Saat material ini jatuh ke dalam
lubang hitam, maka akan dipancarkan sinar-X, seperti pada gambar di
bawah ini.
Citra sinar-X dari Cygnus X-1 yang diambil dari Chandra X-ray Observatory yang sedang mengorbit
Photo courtesy NASA/CXC
|
Di samping sinar-X, lubang hitam juga
menghamburkan material-material dengan kelajuan yang sangat tinggi
membentuk semburan. Banyak galaksi yang teramati memancarkan semburan
seperti ini. sekarang ini, para ahli menduga bahwa galaksi-galaksi ini
memiliki lubang hitam super masif (miliaran kali massa matahari) di
pusatnya yang menghasilkan semburan termasuk pancaran gelombang radio
yang kuat. Contoh galaksi yang memiliki karakteristik seperti ini adalah
galaksi M87 seperti gambar di bawah ini.
Adalah penting untuk mengetahui bahwa
lubang hitam bukanlah pembersih vakum kosmik. Lubang hitam tidak akan
menelan segala-galanya. Sehingga meskipun kita tidak dapat melihat
lubang hitam, terdapat fakta-fakta tak langsung yang menunjukkan
keberadaan benda hitam tersebut. Keberadaan benda hitam ini dikaitkan
dengan perjalanan waktu dan lubang cacing serta benda-benda menarik
lainnya di alam semesta ini.
Sumber: www.howstuffworks.com
0 komentar:
Posting Komentar